Bola Api Naga di Thailand

Bola Api Naga di Thailand

dharma-mangala-51-bola-naga.jpg

Pernah mendengar cerita tentang bola api naga dari sungai Mekong? Fenomena ini boleh dibilang unik dan hanya terjadi setahun sekali setelah para bhikkhu selesai vassa. Banyak orang tidak mempercayai fenomena ini, namun banyak pula yang sebaliknya. Bulan Oktober lalu, tepatnya tanggal 26 Oktober 2007, saya dan kawan-kawan sertai ditemani oleh Iwan Chandra –yang sudah lama tinggal di Thailand– berkesempatan melihat fenomena itu. Setelah mengunjungi beberapa vihara dimana terdapat bhikkhu yang dipercaya sudah mencapai tingkat kesucian, akhirnya kami berhenti di Wat Ceremit, sebuah vihara di tepi sungai Mekong — sungai yang membatasi Thailand dan Laos. Menurut cerita yang saya dengar, bola naga ini muncul di 9 tempat, dan kami memilih di tempat ini. Kami duduk du tepian sungai yang lebarnya 1 km tersebut, dan mulai memandangi atas sungai. Orang sudah berjibun menanti kemunculan bola api tersebut. Banyak orang yang bermain petasan terbang (Janwe), namun itu biasa saja. Sekitar pukul 19.00 waktu setempat, tiba-tiba orang-orang berteriak bersama-sama, dan sebuah benda bulat merah menyala di seberang sungai terbang ke angkasa dan menghilang bersama teriakan orang banyak. Kejadian ini berlangsung sampai pukul 21.30 waktu setempat. Esok harinya, di harian setempat, diberitakan secara keseluruhan bola api tersebut muncul sebanyak 127 buah dan di tempat kami tersebut bola itu muncul sebanyak 29 buah, boleh dibilang yang terbanyak. Di beberapa tempat bahkan ada yang tidak muncul sama sekali, sehingga banyak masyarakat Thailand yang kecewa. Kami sendiri hanya melihat 24-25 buah saja. Bahkan ada 3 bola api yang muncul di tengah sungai di depan kami, sehingga kami dengan sangat jelas melihatnya dari mulai muncul sampai menghilang. Fenomena ini terdapat di Sungai Mekong, di Propinsi Nong Khai, Thailand. Bola api naga biasanya muncul sekitar 1-30 meter dari atas sungai, lalu meluncur ke atas setinggi 50 – 150 meter selama 5 – 10 detik dan tidak seperti kembang api janwe, menghilang tak berbekas tanpa ada benda yang jatuh dari angkasa. Bola api naga ini besarnya sejempol orang dewasa sampai setelur ayam. Tidak berasap, tidak bersuara dan bentuk luncurannya tidak parabolic melainkan tegak lurus. Menurut cerita setempat, setelah Sang Buddha merealisasikan pencerahan Beliau melakukan perjalanan ke seluruh Jambudipa untuk menyebarkan Ajaran. Karena keyakinannya yang tinggi, Raja ular naga merubah dirinya menjadi manusia dan menjadi bhikkhu. Suatu malam, karena keteledoran Raja Naga tertidur dan kembali ke wujud aslinya, seekor ular naga. Saat itu, ada bhikkhu yang datang ke ruangan tersebut dan melihatnya, mereka terkejut dan ketakutan, lalu melaporkan kejadian itu kepada Sang Buddha. Sang Buddha memintanya untuk keluar dari Sangha, karena Naga tidak bisa menjadi Bhikkhu. Raja naga menerima. Sebagai perhormatan kepada Buddha Dhamma, Raja naga dan rombongannya menyambut Sang Buddha dengan mengeluarkan bola apinya sebagai penghormatan setelah Sang Buddha kembali ke bumi dari surga Tavatimsa dimana Beliau menetap selama 3 bulan untuk mengajarkan dhamma kepada ibunya Sampai saat ini, bola api dikenal masyarakat sebagai bola api Naga, yang muncul setahun sekali setelah vassa selesai. Aneh bukan? Dharma Mangala 51

Oleh:

KOWAJONG

http://kowajong.multiply.com/